Tampilkan postingan dengan label Kalimantan Barat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kalimantan Barat. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Desember 2014

Masakan dan makanan Tradisional

Berikut adalah Kuliner yang bisa kita dapatkan dari daerah kalimantan barat:
Masakan
Masakan Asam Pedas di daerah Pontianak
Masakan Bubur Pedas di daerah Sambas
Kerupok basah, merupakan makanan khas Kapuas Hulu
Ale-ale, merupakan makanan khas Ketapang
Pansoh, yaitu masakan daging di dalam bambu pada masyarakat Dayak.
Mie Tiau, merupakan masakan khas Tionghoa Pontianak yang terdapat di kota Pontianak
Nasi Ayam dan Mie Pangsit, merupakan masakan khas penduduk Tionghoa Singkawang dan sekitarnya

Kue Tradisional
Kue-kue tradisional banyak dijumpai di tempat ini, misalnya:
Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bambu, merupakan makanan tradisional masyarakat masa lampau yang kini masih dilestarikan.
Lemper, terbuat dari pulut yang di isi daging/kacang terdapat didaerah Purun merupakan makanan tradisional
Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang.
Jimut, kue tradisional pada masyarakat Dayak Mualang daerah Belitang Kabupaten Sekadau yang terbuat dari tepung yang dibentuk bulatan sebesar bola pimpong.
Lulun, sejenis lepat, yamg isimya gula merah, terdapat di daerah Belitang kab sekadau
Lempok, Dodol yang dibuat dari Durian
Tumpi', terdapat pada masyarakat Dayak kanayatn, yang terbuat dari bahan tepung.
Tehpung, kue tradisional pada dayak Uut Danum, terbuat dari beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini biasanya di buat pada acara adat, bentuknya ada yang seperti perahu, gong dan lain-lain.

Kue lapis berbagai macam serta kue keranjang dari tionghoa

Jumat, 31 Oktober 2014

Akibat Perluasan Perkebunan Sawit

Foto ini adalah kondisi terkini kerusakan hutan di Kalimantan Tengah hingga wilayah sebagian wilayah Kalimantan Timur. Greenpeace mencatat dari pertengahan tahun 2009 hingga pertengahan tahun 2000 setidaknya 141.000 hektar hutan Kalimantan yang juga merupakan habitat orangutan telah musnah.
Hampir di seluruh wilayah Kalimantan Tengah terdapat populasi orangutan. Berdasarkan data Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) terdapat lebih dari 31.300 orangutan (pongo pygmaeus) yang menghuni wilayah Kalimantan Tengah. Penyebab utama musnahnya hutan – hutan ini adalah perkebunan sawit.
PT. Wahana Catur Jaya Utama (WCJU) adalah salah satu perusahaan sawit di Kalimantan Tengah yang hingga saat ini masih melakukan alih fungsi hutan dan lahan gambut menjadi perkebunan sawit. PT. WCJU yang merupakan anak perusahaan BW Plantation memiliki konsesi seluas 9.490 hektar yang terdiri dari hutan sekunder dan lahan gambut. BW Plantation cadangan lahan seluas 83.420 hektar lahan di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Selama bulan September tahun 2013 PT. WCJU 1.400 hektar hutan telah dirubah menjadi perkebunan sawit. PT. WJCU adalah perusahaan anggota RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) yaitu sebuah asosiasi yang terdiri dari berbagai organisasi  dari berbagai sektor industri kelapa sawit yang bertujuan mengembangkan dan mengimplementasikan standar global untuk produksi minyak sawit berkelanjutan.

Perusahaan anggota RSPO lainnya yang melakukan alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit adalah PT. Karya Makmur Abadi II (KMA II). PT. KMA II adalah perusahaan perkebunan sawit milik Kuala Lumpur Kepong Berhad Group (KLK), sebuah perusahaan perkebunan ketiga terbesar di Malaysia yang memiliki cadangan lahan seluas 251.326 hektar dan 50% nya berada di Indonesia. PT. KMA II memiliki konsesi seluas 13.127 hektar dan dalam dua tahun terakhir hampir 1.000 hektar hutan telah dikonversi menjadi perkebunan sawit oleh perusahaan ini.
BW Plantation dan KLK adalah penyuplai minyak sawit bagi perusahaan kosmetik, deterjen rumah tangga dari Amerika Serikat, P & G (Procter and Gamble). Produknya beredar di 180 negara dan memiliki 4,8 juta pengguna produk.  Salah satu produk P & G yang cukup populer di Indonesia adalah shampoo Head & Shoulders dan krim cukur Gillette. Selama tahun 2012 hingga 2013 P & G menggunakan 462.000 ton olahan kelapa sawit sebagai bahan baku produknya.
Musnahnya hutan yang menjadi habitat orangutan akibat perkebunan sawit tentu saja tidak hanya berdampak langsung terhadap orangutan tapi juga berdampak langsung pada perubahan iklim yang akan berakibat buruk pada kehidupan manusia.