Tampilkan postingan dengan label Objek Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Objek Wisata. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 Desember 2014

Pasir Panjang

Kota Singkawang dikenal sebagai Kota Amoy dan China Town-nya Indonesia, karena mayoritas penduduknya (sekitar 70%) merupakan etnis Tionghoa. Mengunjungi kota yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia ini, tentu belum lengkap bila belum mengunjungi Pantai Pasir Panjang.
Pantai yang menjadi ikon pariwisata Kota Singkawang dan salah satu objek wisata andalan Provinsi Kalimantan Barat ini telah dikembangkan menjadi sebuah paket wisata terpadu bernama Taman Pasir Panjang Indah (TPPI).
Dinamakan dengan Pantai Pasir Panjang karena pantainya membentang panjang melengkungi laut lepas.
Dari bibir pantai, pengunjung dapat menikmati panorama laut biru berlatar kaki langit yang juga biru. Samar-samar di kejauhan membias hijau Pulau Lemukutan, Pulau Kabung, dan Pulau Randayan yang dipagari perairan Laut Natuna. Hamparan pasir pantainya yang luas dan bersih menjadikan kawasan ini nyaman digunakan untuk berjemur atau melakukan aktivitas olahraga, seperti voli pantai dan sepakbola pantai.
Air lautnya yang jernih dan bersih sangat mendukung aktivitas pengunjung yang ingin berenang atau menyelam. Selain itu, ombaknya relatif besar dan menjadi rumah bagi banyak ikan, sehingga tepat sekali digunakan sebagai arena berselancar dan  area memancing.
Suasana kawasan ini kian eksklusif menjelang detik-detik terbenamnya matahari (sunset) di balik pulau-pulau yang terdapat di sekitar kawasan pantai ini. Pengunjung dapat menikmatinya dari pinggir pantai atau dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan tersebut.
Bila bosan di pantai, pengunjung dapat melihat-lihat kehidupan masyarakat kampung nelayan yang tidak terlalu jauh dari lokasi pantai, atau bersantai di shelter-shelter yang terdapat di Semenanjung Cinta
Kota Singkawang berjarak sekitar 142 kilometer dari Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Dari Bandara Supadio atau Terminal Bus Pontianak, pengunjung dapat naik taksi, travel, atau bus sampai Kota Singkawang. Dari pusat Kota Singkawang, Pantai Pasir Panjang berjarak sekitar 17 kilometer lagi. Pengunjung dapat mengaksesnya dengan menggunakan taksi, bus, atau minibus.
Di kawasan Pantai Pasir Panjang terdapat pusat informasi pariwisata, diskotik, persewaan speed boat, sepeda air, darmoling, gokart, shelter-shelter, pondok wisata, dan toko suvenir. Pengunjung yang tidak terbiasa berenang di pantai dapat berenang di kolam renang yang tersedia, sedangkan yang tidak suka berenang atau pun berjemur dapat mengelilingi pantai dengan naik banana boat.
Pengunjung yang membawa anak-anaknya tetap bisa bersenang-senang karena di kawasan ini tersedia arena bermain anak-anak. Pengunjung tidak bakalan kesulitan mencari makanan karena di kawasan ini terdapat restoran, kafe, warung makan, dan pedagang asongan. Begitu juga yang ingin menginap, tidak perlu repot membawa tenda atau sleeping bag karena di kawasan ini tersedia wisma dan hotel dengan berbagai tipe. 

Sejarah Tugu Khatulistiwa

Tugu Khatulistiwa terletak di sisi jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara. Setiap tanggal 21 -23 Maret dan 21-23 September setiap tahun diperingati hari kulminasi matahari di tempat ini, yakni matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa sehingga bayangan benda di tempat ini hilang.

Di kompleks Tugu Khatulistiwa sering pula diadakan agenda wisata khusus, seperti pertunjukan kesenian, pameran dan sebagainya. Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzihter Wiesedikutip dari Bijdragentot de geographie dari Chep Van den topographieschen dient in Nederlandsch Indie: Den 31 Sten Maart 1928, telah datang di Pontianak suatu ekspedisi internasional yang dipimpin seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di Pontianak.

Tugu Khatulistiwa Zaman dulu
Konstruksi awal Tugu Khatulistiwa yang pertama dibangun tahun 1928, hanya berbentuk tonggak dengan tanda panah. Tahun 1930 disempurnakan berbentuk tonggak dengan lingkaran dan tanda panah.

Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh arsitek Silaban.
Pada tahun 1990 kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran 5 kali lebih besar dari tugu yang asli.
Tugu ini diresmikan pada tanggal 21 September 1991.
Bangunan tugu terdiri dari empat buah tonggak belian, masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.Diameter lingkaran yang bertulisan EVENAAR 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter. Tulisan plat di bawah anak panah tertera 109o 20' OLvGr menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.

Tugu Khatulistiwa Pontianak

Tugu Khatulistiwa, Pontianak
Monumen ini menunjukkan bahwa Kota Pontianak adalah lewat khatulistiwa 00 lintang. Monumen ini saat pertama dibangun pada tahun 1928 oleh Tim Ekspedisi Astronomical dari Belanda. Dan tahun 1938, itu dibangun kembali dengan beberapa perbaikan dengan Opzicter Silaban, seorang arsitek. Pada tahun 1990 monumen ini telah dibangun kembali untuk kedua kalinya dengan menduplikasi dalam ukuran yang lebih besar. Ukuran adalah lima kali lebih besar daripada yg asli dan tujuannya untuk melindungi patung aslinya.
Monumen ini terdiri dari empat tiang, sketsa dunia dengan bangunan arrow.This telah terakreditasi pada tanggal, 21 1991.Every 21-23 Maret dan September 21-23, pada tengah hari, matahari melewati garis khatulistiwa atau puncak tersebut; Oleh karena itu, itu membuat bayangan monumen yang didirikan dan setiap lain hal di sekitar patung menghilang, kata lain monumen dan hal-hal lain dalam posisi tanpa bayangan. Monumen ini terletak di Batulayang Kecamatan, Kabupaten Pontianak Utara, jarak dari pusat kota kurang lebih 5 km. dapat ditempuh dengan angkutan darat seperti dengan mobil atau transportasi air melalui sungai Kapuas seperti dengan perahu motor atau speedboat.
Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Tugu Khatulistiwa merupakan ikon Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, terutama wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.

Adapun sejarah mengenai pembangunan Tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung. Dalam catatan tersebut disebut bahwa pada bulan Maret 1928 telah datang rombongan expedisi internasional yang dipimpin oleh seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak equator di kota Pontianak. Adapun bentuk dari tugu ini telah mengalami perubahan sebanyak 4 (empat) kali yaitu :
Tugupertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah. Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkaran dan anak panah.
Pada tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh arsitek Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat di dalam gedung.
Pada tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.
Bangunan tugu terdiri dari 4 (empat) buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 m dengan ketinggian tonggak bagian depan setinggi 3,05 m dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 m.. Diameter lingkaran ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR, tulisan plat dibawah anak panah tertera 109o 20' OLvGr menunjukkan letak berdirinya Tugu Khatulistiwa pada garis Bujur Timur.
Peristiwa penting dan menakjubkan di Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik Kulminasi matahari, yaitu fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis Khatulistiwa. Pada saat itu matahari tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda di permukaan bumi. Pada peristiwa titik kulminasi tersebut, bayangan Tugu akan “menghilang” beberapa detik saat terkena sinar matahari, demikian juga dengan bayangan-bayangan benda-benda lain di sekitar tugu.
Peristiwa Titik Kulminasi Matahari terjadi 2 (dua) kali dalam setahun yaitu antara tanggal 21 sd. 23 Maret dan 21 sd. 23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan Kota Pontianak yang menarik minat wisatawan untuk datang ke Pontianak.