Istilah
penyajian dalam sebuah pertunjukan dapat berarti atraksi maupun adegan
yang dikemas menjadi salah satu peristiwa kesenian, seperti bagaimana sebuah
musik disajikan dan bagaimana pementasannya.
Aspek ini merupakan sarana untuk mempermudah mengetahui konsep nilai, penggunaan, fungsi dan hubungannya dengan aspek lain, sehingga dapat dilihat dan dipelajari ciri-ciri musik tersebut sebagai sebuah pertunjukan.
Aspek ini merupakan sarana untuk mempermudah mengetahui konsep nilai, penggunaan, fungsi dan hubungannya dengan aspek lain, sehingga dapat dilihat dan dipelajari ciri-ciri musik tersebut sebagai sebuah pertunjukan.
Suatu sajian musik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sajian
ritual dan sajian hiburan. Sajian ritual cenderung terkait dengan
upacara dan berhubungan dengan hal-hal gaib, seperti makhluk halus, roh
leluhur, dewa, dan Tuhan. Penyajian musik ini secara spesifik biasanya
berhubungan dengan agama atau kepercayaan. Sajian musik hiburan tujuan hanya
untuk menghibur dan tidak terkait dengan unsur ritual.
Tujuan
Secara mendasar tujuan penggunaan musik dalam ritual Baliatn adalah
untuk mendukung ritual tersebut, sekaligus sebagai bagian penting upacara.
Ritual Baliatn adalah ritual perdukunan masyarakat Dayak yang dianggap sakral
dan dapat menghubungkan manusia dengan segala kekuatan di jagad raya ini, termasuk
pula hubungan manusia dengan Tuhan. Pelaksanaannya senantiasa disertai musik
sebagai bagian upacara. Disamping itu ritual Baliatn dapat dikatakan sebagai
wadah perilaku religius yang sarat dengan kekuatan gaib. Ia tidak mengandung
arti apa-apa bila tidak disertai tindakan dan peralatan yang bersifat sakral
dan religius. Tindakan itu dapat berupa mantra, tarian, dan laku persembahan,
sedangkan peratan sakral itu dapat berupa sesaji, kostum, jimat, dan instrumen,
dan musik yang digunakan dalam upacara. Tanpa dua pendukung upacara itu, sebuah
upacara hanya bersifat profan (keduniawian) seperti upacara kenegaraan dan lain
sebagainya.
Tujuan
suatu ritual pada dasarnya untuk mengadakan hubungan religius dengan penguasa
atau kekuatan gaib.
Jenis-jenis
ritual itu dapat berupa pengobatan, perdamaian dengan makhluk halus karena
diganggu, perbaikan tingkat kehidupan, keselamatan, ungkapan syukur, peringatan
daur kehidupan, dan lain sebagainya.
Pada tahapan ini musik berfungsi sebagai
media komunikasi antara manusia dengan sesuatu yang gaib. Adapun
beberapa ritual Baliatn dilihat dari niat dan tujuan pelaksanaan
upacara adalah sebagai berikut (Regina, Tesis. 1997: 58-59).
Waktu
terkait erat dengan sistem upacara, karena antara waktu penggunaan musik dengan
upacara biasanya menjadi satu kesatuan yang saling mendukung penempatannya
masing-masing. Penggunaan musik Dayak Kanayatn dalam ritual Baliatn disesuaikan
dengan waktu pelaksanaan upacara yang biasanya dilaksanakan malam hari. Hal ini
karena waktu tersebut dipercaya masyarakat setempat sebagai masa makhluk halus
berkeliaran, sehingga mudah dipanggil untuk diberi makan.
Tempat
Penyajian musik dalam upacara Baliatn Nyande bertempat di
ruangan tengah yang agak luas. Hal ini dilakukan agar pelaku upacara dapat
bergerak dengan leluasa, terutama agar pamaliatn dapat menari dengan bebas.
Posisi pemain musik berdekatan dengan tempat pamaliatn menari agar dapat
melihat langsung tari yang diiringi. Disamping itu tempat sengaja dipilih
berdekatan dengan pamaliatn untuk mengetahui jalannya upacara.
Pemain musik biasanya terdiri dari empat orang, yaitu dua orang pemain Dau
(We’nya dan Naknya), satu orang pemain Gadobokng, dan satu orang penabuh Agukng
yang rata-rata suadah tua. Sesungguhnya tidak ada kekhususan untuk memainkan musik
tersebut, artinya musik itu boleh dimainkan siapa saja, tua, muda, laki-laki
atau perempuan dengan syarat si pemain mengetahui cara bermain dan mengikuti
peraturan adat sebelum disajikan dalam upacara.
Instrumen
Semua perlengkapan dan tingkah laku dalam upacara, seperti menyanyikan atau
membacakan mantra, menari, memainkan musik, termasuk sesaji dan properti yang
dikenakan pamaliatn dipercaya mempunyai kekuatan gaib. Kekuatan itu dapat
dimanfaatkan untuk melindungi dirinya dari gangguan makhluk halus dan dipercaya
oleh masyarakat setempat dapat mendatangkan roh halus yang ia panggil. Hal ini
karena kekuatan gaib tersebut tidak hanya terdapat atau bersemayam dalam
perilaku upacara saja, namun melekat pula pada semua bahan atau properti yang
digunakan dalam upacara. Begitu juga dengan alat musik dan musik yang
dimainkan, karena antara instrumen, jimat, dan properti lainnya dalam suatu
upacara ritual merupakan satu kesatuan sakral yang penggunaannya tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan lainnya.
Baliatn Daniang,
merupakan Baliatn paling tua. Dukun dalam upacara ini percaya bahwa kemampuan
mereka didapat langsung dari Jubata, oleh karena itu mereka mampu menyembuhkan
penyakit yang sangat parah.
Baliatn Nyande,
dukun dalam upacara ini mendapatkan kemampuan pengobatan dengan dipelajari
langsung dari Kamang Bukit (roh halus yang bersifat baik dan menolong manusia).
Dukun Baliatn Nyande dapat menyembuhkan penyakit melalui pembedahan lalu
mengambil penyakitnya, kemudian ditutup kembali tanpa meninggalkan bekas.
Baliatn Bantal,
Dukun dalam upacara ini menggunakan bantuan makhluk halus yang disebut Kamang
Babah (roh halus yang bersifat baik dari dunia bawah). Pamaliatn pada ritual
ini khusus untuk mengobati penyakit dari roh halus yang marah karena merasa
terganggu atau karena tidak diperhatikan lagi (dikasih sesaji).
Baliatn Ngamukit,
Dukun Baliatn ini memiliki kemampuan yang didapat dari Kamang Talaga (roh halus
yang menempati Bukit Talaga). Dukun Baliatn ini dipercaya dapat menyembuhkan
penyakit borok dan gatal-gatal.
Baliatn
Kanayatn, Dukun Baliatn ini menggunakan bantuan dari Kamang Laut (roh halus
yang menempati sungai dan laut) dan biasanya mengobati penyakit dalam, seperti
panas dalam dan lain-lain.
Berikut
adalah jenis ritual pengobatan Baliatn (Ibid.:59 – 60).
Baliatn
Barobat (untuk pengobatan penyakit)
Baliatn
Baniat (membayar niat setelah terkabulnya sebuah hajat akan hidup yang lebih
baik)
Baliatn
batama’ Bohol (dilakukan untuk mendapat keturunan dan menolong orang melahirkan)
Baliatn
Tano’ (untuk keselamatan dan kesehatan bayi)
Baliatn
Narakng (untuk keselamatan manusia, rumah kampung, dan negeri)
Baliatn
Muang sangar (untuk penebusan dosa atau kesalahan)
Baliatn
Ngangkat Paridup (untuk keluar dari kehidupan yang susah menuju hidup yang
lebih baik)
Waktu
Ada
juga yang mengadakan ritual baliatn di halaman atau lapangan luas, karena
biasanya ketika ritual ini dilaksanakan, maka banyak orang yang datang untuk
melihat ritual tersebut. Pemain Musik Pemain musik adalah orang yang
terlibat langsung dalam sebuah pertunjukan musik. Ia merupakan seorang penyaji atau seniman yang
mempresentasikan karyanya untuk tujuan tertentu. Sehubungan dengan hal
tersebut, penggunaan musik Dayak Kanayatn biasanya berorientasi pada
nilai-nilai estetis yang dapat menyentuh penikmatnya. Penyajian ini dilalui
dengan berbagai proses dari pencarian dan pengembangan ide, penuangan teknik,
kemudian menyajikannya dalam sebuah upacara.
Penyajian
ini berhubungan langsung dengan teknik dan gaya penampilan presentasi musikal,
karena sebuah presentasi mencakup konsep, ide musikal, bentuk, dan teknik
penyajian tertentu sebagai bagian daya tarik penampilan sebuah musik. Disamping
itu pemain musik bukan sekedar memainkan musik apa adanya, melainkan ada
beberapa hal yang harus ia ketahui dan harus dijalani (laku ritual) sebelum
upacara, sampai kepada penampilannya saat upacara berlangsung.